18 Oktober 2008

Ganti Sistem Kapitalisme dengan Islam!

Krisis keuangan dunia saat ini menunjukkan bukti nyata bahwa sistem kapitalisme telah gagal. Hampir 200 tahun diterapkan, sistem ini tidak mampu mengatasi kemiskinan dan menjaga keseimbangan ekonomi dunia. ‘’Ini sistem yang jelek sekali dan harus diganti. Sistem ribawi ini tak pernah bisa menyejahterakan dunia,’’ kata Yudi Ismail, praktisi ekonomi dalam jumpa pers yang diadakan DPP HTI di Jakarta, Rabu (15/10).

Ia menguraikan, sistem ini hanya memihak para pengusaha. Kasus keuangan Amerika Serikat saat ini sebagai contoh. Yang ditolong pemerintah AS pertama kali adalah dunia perbankan, bukan masyarakat. Hal yang mirip terjadi di Indonesia dalam kasus BLBI. Selain itu, sistem ini ditopang dengan transaksi-transaksi yang bersifat maya, dan sama sekali tidak terkait dengan sektor riil. ‘’Maka begitu kredit macet, maka semua macet. Karena ini menyangkut transaksi derivative,’’ tandasnya.

Tampil pula dalam jumpa pers itu Direktur Center for Banking Crisis (CBC) Ahmad Deny Daruri. Menurutnya, krisis keuangan ini sengaja diciptakan oleh Amerika Serikat dan diekspor ke seluruh dunia. Tujuannya adalah AS ingin mengambil untung dari krisis yang ada untuk menutupi krisis ekonomi dalam negeri yang teramat parah.

Krisis di AS itu dipicu oleh macetnya kredit perumahan di AS. Sebelumnya AS mengalami deficit investment gap dalam perang Afganistan sebesar 150 milyar dolar dan perang Irak sebesar 500 milyar dolar AS. Sementara pemerintah AS hanya menganggarkan 700 milyar dolar untuk mem-bill out yang mengalami kerugian akibat kasus kredit macet tersebut. Menurut Deny, ini tidak mencukupi. Makanya, Amerika berusaha menginvestasikan dana sebesar 700 milyar dolar tersebut ke pasar dunia untuk mendapatkan keuntungan berlipat-lipat guna menutupi defisit keuangan mereka.

‘’Ini adalah economic war, yang sengaja diciptakan oleh AS untuk menghancurkan dunia demi kepentingan dalam negeri AS,’’ tandas Deny. Ia menambahkan berbagai indikasi terakhir di bursa saham menunjukkan ke arah sana, seperti mengalirnya dana-dana tak jelas yang diduga dari AS untuk membeli saham-saham yang sedang jatuh dan naiknya harga saham di berbagai belahan dunia secara bersama-sama.

Sayangnya, kata Deny, pemerintah Indonesia ikut terjebak dalam permainan itu. Tim ekonomi mengambil keputusan sesuai dengan apa yang diharapkan Amerika seperti mem-buy back saham dengan mengerahkan dana BUMN. “Tidak ada solusi radikal, justru kita terjebak dalam permainan Amerika,’’ katanya.

Juru bicara Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Ismail Yusanto menjelaskan, sistem kapitalis sudah cacat sejak dari awalnya. Sistem ini berpangkal pada riba dan judi. Sistem ribawi menjadi basis ekonomi mereka dan diwujudkan dalam dunia perbankan. Sedangkan judi dipraktekkan dalam bursa saham. ‘’Makanya kalau mau kita selamat, stop riba dan stop judi. Bursa saham ditutup saja, toh gak ada gunanya bagi rakyat,’’ kata Ismail.

Selain itu, sistem ekonomi kapitalis juga cacat karena menyingkirkan emas sebagai cadangan mata uang dan dimasukkannya dolar sebagai pendamping mata uang dalam perjanjian Bretton Woods setelah perang Dunia II. Tidak hanya itu, sistem ini tidak memperhatikan sistem kepemilikan.

Karena itu, Jubir HTI menegaskan sistem kapitalis harus diganti dan dihapus secara total dari muka bumi. Tidak ada alternative lain yang bisa menggantikan kecuali dengan sistem ekonmi Islam. ‘’Kita tidak akan selamat tanpa Islam,’’ tandasnya.

Menurutnya, bukti-bukti dan tanda-tanda kehancuran kapitalisme telah demikian jelas. ‘’Maka tidak boleh ada keraguan sedikitpun pada diri umat Islam di mana pun berada, khususnya di negeri ini, untuk berjuang sungguh-sungguh bagi tegaknya Islam melalui tegaknya syariah dan khilafah. Hanya inilah yang mampu mengantarkan dunia kepada kebaikan yang nyata,’’ tegasnya.
sumber www.hizbut-tahrir.or.id

Tidak ada komentar: